Mikrokontroler Atmega32

Mikrokontroler AVR ATmega32 merupakan CMOS dengan konsumsi daya rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR RISC. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal, ATmega32 memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per MHz, yang memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan kecepatan pemrosesan.

ATmega32
ATmega32 (Sumber: www.myroboshop.com)

Berikut kelebihan yang dimiliki ATmega32 (Aozon mengambil referensi langsung dari Atmel termasuk datasheet yang diterbitkannya):
  1. Kinerja Tinggi, Low-Power AVR® 8-bit Microcontroller
  2. Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel 8-bit AVR RISC-based microcontroller... The device supports throughput of 16 MIPS at 16 MHz and operates between 2.7-5.5 volts".
  3. Menggunakan Arsitektur RISC
  4. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau " set instruksi Komputasi yang disederhanakan".
  5. Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori Non-Volatile
  6. Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika suhu mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C.
  7. Memiliki Antarmuka JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant)
  8. Tidak hanya SPI, ATmega32 memiliki antarmuka JTAG yang memungkinkan pengguna dapat memprogram Flash, EEPROM, Fuse, dan Lock Bits.
  9. Memiliki Fitur Perangkat
  10. Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang sangat membantu kita untuk melakukan penelitian yang lebih baik, seperti terdapat ADC, PWM dan Timer.
  11. Memiliki Fitur Tambahan
  12. Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang patut dicoba seperti 5 mode Sleep, eksternal dan internal interupsi, dan kalibrasi RC Oscillator internal.
  13. Mempunyai 32 jalur Program I/O
  14. ATmega32 mempunyai 32 jalur Program sehingga memungkinkan kita untuk mengontrol lebih banyak device/ perangkat, seperti Tombol/ switch, LED, buzzer dan LCD.
  15. Memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt
  16. ATmega32 memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini sangat membantu kita untuk menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa mencapai 16 MHz (tanpa overclock).
  17. Daya yang dibutuhkan ketika aktif hanya 1,1 mA
  18. ATmega32 membutuhkan arus yang sangat kecil dibanding komponen analog yang biasa kita pakai. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi daya yang dibutuhkan ketika aktif saja hanya 1,1 mA, bahkan bisa mencapai 1 uA ketika mode power-down.
Arsitektur AVR ini menggabungkan perintah secara efektif dengan 32 register umum. Semua register tersebut langsung terhubung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU) yang memungkinkan 2 register terpisah diproses dengan satu perintah tunggal dalam satu clock cycle. Hal ini menghasilkan kode yang efektif dan kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler CISC biasa. Berikut adalah blok diagram Mikrokontroler AVR ATMega32.

    Gambar 2.3 Blok diagram AVR ATMega32

      Konfigurasi pin Mikrokontroler AVR ATMega32
    Gambar 2.4 Pin-pin ATMega32

    Gambar 2.3 Blok diagram AVR ATMega32


    Secara fungsional konfigurasi pin ATMega32 adalah sebagai berikut:

    a.       VCC
    - Tegangan sumber
    b.       GND (Ground)
        - Ground
    c.       Port A (PA7 – PA0)

              Port A adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin memilki internal pull-up resistor. Output buffer port A dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port A digunakan sebagai input dan di pull-up secara langsung, maka port A akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Pin-pin dari port A memiliki fungsi khusus yaitu dapat berfungsi sebagai channel ADC (Analog to Digital Converter) sebesar 10 bit. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port A dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel ….

    Tabel 2.3 Fungsi khusus port A

    Port
    Alternate Function
    PA7
    ADC7 (ADC input channel 7)
    PA6
    ADC6 (ADC input channel 6)
    PA5
    ADC5 (ADC input channel 5)
    PA4
    ADC4 (ADC input channel 4)
    PA3
    ADC3 (ADC input channel 3)
    PA2
    ADC2 (ADC input channel 2)
    PA1
    ADC1 (ADC input channel 1)
    PA0
    ADC0 (ADC input channel 0)

    d.      Port B (PB7 – PB0)
              Port B adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin mengandung internal pull-up resistor. Output buffer port B dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port B digunakan sebagai input dan di pull-down secara external, port B akan mengalirkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.

           Pin-pin port B memiliki fungsi-fungsi khusus, diantaranya :
    ·         SCK port B, bit 7
    Input pin clock untuk up/downloading memory.
    ·         MISO port B, bit 6
    Pin output data untuk uploading memory.
    ·         MOSI port B, bit 5
    Pin input data untuk downloading memory.
    Fungsi-fungsi khusus pin-pin port B dapat ditabelkan seperti pada tabel …

    Tabel 2.4 Fungsi khusus port B

    Port
    Alternate Function
    PB7
    SCK (SPI Bus Serial Clock)
    PB6
    MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
    PB6
    MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
    PB5
    SS (SPI Slave Select Input)
    PB3
    AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
    OCO (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
    PB2
    AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
    INT2 (External Interrupt 2 Input)
    PB1
    T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
    PB0
    T0 (Timer/Counter External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output)

    e.       Port C (PC7 – PC0)
              Port C adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port C dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port C digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung, maka port C akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port C dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2.5 Fungsi khusus port C

    Port
    Alternate Function
    PC7
    TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
    PC6
    TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
    PC6
    TD1 (JTAG Test Data In)
    PC5
    TD0 (JTAG Test Data Out)
    PC3
    TMS (JTAG Test Mode Select)
    PC2
    TCK (JTAG Test Clock)
    PC1
    SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)
    PC0
    SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)

    f.       Port D (PD7 – PD0)
              Port D adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port D dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port D digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung, maka port D akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port D dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

     Tabel 2.6 Fungsi khusus port D

    Port
    Alternate Function
    PD7
    OC2 (Timer / Counter2 Output Compare Match Output)
    PD6
    ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
    PD6
    OCIB (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
    PD5
    TD0 (JTAG Test Data Out)
    PD3
    INT1 (External Interrupt 1 Input)
    PD2
    INT0 (External Interrupt 0 Input)
    PD1
    TXD (USART Output Pin)
    PD0
    RXD (USART Input Pin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah mengunjungi blog ini
Tinggalkan komentar dan like Anda

Pages